Jumat, 23 Januari 2015

Pendidikan Yang Dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah dasar yang paling utama dan penting bagi pengembangan pikiran manusia secara optimal untuk meningkatkan kualitas berpikir manusia itu sendiri. Pendidikan adalah salah satu upaya guna memerangi tingkat kebodohan di kalangan masyarakat demi membuka jendela ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya. Pada era moderen yang rentan dengan syarat kemajuan ilmu teknologi dan informasi, memberikan banyak tantangan dan tekanan dalam segala bidang. Oleh karena itu, manusia sangat dituntut untuk dan kreatif dan memiliki berbagai inovasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman era globalisasi ini. Pendidikan juga menjadi faktor penting dalam membangun bangsa dan warga negaranya dalam melaksanakan dan mengembangkan kemajuan negara untuk mencapai tujuan yang maksimal.
Pendidikan merupakan aspek mutlak yang dapat mempengaruhi beberapa faktor nilai dalam kehidupan seperti : faktor moral, agama, wawasan, pola pikir, perilaku dan keterampilan. Faktor-faktor tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena peran manusia yang dianggap sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, pendidikan sangat dibutuhkan agar keharmonisan dan ketentraman antar manusia dapat berlangsung di dalam lingkungannya.
Fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh.

B. TUJUAN
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, bagi diri saya pribadi juga diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih dan wawasan mengenai nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil contohnya dari seorang tokoh masyarakat seperti Ki Hadjar Dewantara.

2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas pentingnya pendidikan bagi kita dan mempelajari pendidikan seperti yang telah dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara dan dampaknya terhadap dunia pendidikan serta menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kalangan mahasiswa bisa digunakan untuk melangkah lebih maju menuju pengetahuan yang lebih luas, sehingga mampu menciptakan generasi berprestasi yang dapat diharapkan oleh bangsa dan negara.



BAB II 
PEMBAHASAN
A.    Pemikiran Ki Hadjar Tentang Pendidikan (Metode Asih, Asah, Asuh)
Menurut Ki hadjar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses humanisasi, yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Di dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan. Jadi sesungguhnya pendidikan adalah usaha bangsa ini membawa manusia Indonesia keluar dari kebodohan, dengan membuka sifat alami manusia (humanis). Menurut Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan adalah “penguasaan diri” sebab di sinilah pendidikan memanusiawikan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang harus dituju untuk tercapainya pendidikan yang bersifat humanisasi. Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus berkaitan satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik). Keinginan yang kuat dari Ki Hadjar Dewantara untuk generasi bangsa ini dan mengingat pentingnya guru yang memiliki kelebihan mentalitas, moralitas dan spiritualitas. Demi kepentingan mendidik, meneladani dan pendidikan generasi bangsa ini, beliau telah mengubah namanya dari jabatan keningratannya sebagai Raden Mas Soewardi Suryaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Perubahan nama tersebut dapat dimaknai bahwa beliau ingin menunjukkan perubahan sikap ningratnya menjadi pendidik, yaitu dari satria  pinandita ke pinandita satria (dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berwatak pahlawan), yang mempersiapkan diri dan bersama peserta didiknya untuk melindungi bangsa dan negara ini.
Bagi Ki Hadjar Dewantara, para guru-guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan spiritualitas, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Yang utama sebagai pendidik adalah fungsinya sebagai model keteladanan dan sebagai fasilitator di kelas. Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cintakasih dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan diri dari orang kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya berbagai hal (aspek) pada setiap individu akan tetapi perbedaan diantara masing-masing pribadi (keunikan) dan perbedaan latar belakang individu (inklusi: ras, suku, agama, jenis kelamin, dll) harus tetap dipertimbangkan; pendidikan hendaknya akan dapat memperkuat rasa percaya diri, dan dapat mengembangkan harga diri tiap individu; setiap orang harus dapat berlaku hidup secara sederhana dan guru hendaknya mampu dan mau serta rela mengorbankan kepentingan-kepentingan hidup pribadinya demi kebahagiaan para peserta didiknya. Menterjemahkan dari konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut, maka banyak pakar menyepakati bahwa pendidikan di Indonesia haruslah memiliki 3 Landasan filosofis, yaitu nasionalistik, universalistik dan spiritualistik. Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, maupun spiritual.Universal artinya berdasarkan pada hukum alam (natural law), yang dapat dikategorikan sebagai hukum sebab akibat. Spiritualistik artinya segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip dasar 3 landasan filosofis tersebut adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, tentang metode yang sesuai dengan sistem pendidikan di bangsa kita ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi ‘kepala, hati dan panca indera’ (educate the head, the heart, and the hand).
Metode Asah yaitu metode pendidikan yang hanya mengembangkan aspek intelektual. sikap hidup bersama dengan sesama umat dan sesama makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi, sebab setiap individu tidak akan dapat memisahkan diri dari orang kebanyakan di lingkungan sekitarnya, selain itu pendidikan juga hendaknya memperkaya berbagai hal (aspek) pada setiap individu yang mau menerima perbedaan diantara masing-masing pribadi (keunikan) dan mau menerima perbedaan latar belakang individu (inklusi: ras, suku, agama, jenis kelamin, dll).
Metode Asuh yaitu metode guru dalam mendidik hendaknya mampu dan mau serta rela mengorbankan kepentingan-kepentingan hidup pribadinya demi kebahagiaan para peserta didiknya. (Dalam berbagai sumber tulisan tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan harus dimulai dari persamaan persepsi pemangku  pendidikan tentang mendidik itu sendiri).
B.     Pengaruh Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Dalam Pendidikan
Pengaruh pemikiran pertama dalam pendidikan adalah dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya sendiri. Bila diterapkan kepada pelaksanaan pengajaran maka hal itu merupakan upaya di dalam mendidik murid-murid supaya dapat berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka demi pencapaian tujuannya dan perlunya kemajuan sejati untuk diperoleh dalam perkembangan kodrati, maksudnya bahwa upaya pendidikan diharapkan dapat mengubah peserta didik untuk menjadi insan yang mandiri yang tidak ada ketergantungan maupun tergantung pada pihak manapun. Pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntutan pada segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar mereka baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi- tingginya (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran Dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 93) kesempatan anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang disebut dengan semboyan “Tut Wuri Handayani”.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan adalah alat penting untuk menjadikan manusia lebih bermoral, berakal dan mempunyai pikiran yang intelektual (menjadikan manusia seperti peran atau kodrat yang diberikan Tuhan). Pelaksanaan pendidikan sangat didukung dengan adanya penguasaan diri dari setiap manusia itu sendiri. Karena penguasaan diri itu lah manusia mampu menempatkan dirinya untuk bersikap di situasi sehingga menunjang pola pikir dan cara berpikir mereka. Menurut dua konsep dasar pendidikan yang diterapkan Ki Hadjar Dewantara, semuanya memiliki satu tujuan yakni sama-sama ingin memerdekakan manusia dari segala aspek, baik lahiriah maupun batiniah. Agar mampu menciptakan generasi bangsa yang mampu maju dan berkembang, serta memiliki kualitas pendidikan yang mampu berkompetisi dan bersaing dalam taraf dunia diajang kemajuan teknologi dan informasi pada era moderen sekarang ini.
Pendidikan di Indonesia menganut sistem Nasioanlistik, Universalistik, dan Spiritualistik, yang berarti nilai-nilai pendidikin di Indonesia harus tetap beracuan dan tidak boleh menghilangkan budaya nasional atau adat istiadat bangsa Indonesia, mengandung ilmu yang diajarkan oleh alam dan menganut kepercayaan semua yang terjadi adalah ketetntuan Tuhan.
Pendidikan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara memiliki tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada manusia, mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut dan mau berkorban menyalurkan ilmu pengetahuan kepada orang lain dengan tidak mementingkan kepentingan pribadi.









DAFTAR PUSTAKA
1. K.H.· Dewantara: Kenanf(-kenangan, Dari Kebangunannasional sampai Proklamasi Kemerdekaan, PenerbitEndang, Jakarta, 1952.
2. K.H. Dewantara: Masalah Kebudayaan, Kenang-kenangan. promosi doctor honoris causa, ML Persatuan T S 1957.
3. K.H. Dewantara: Demokrasi dan Leiderschap, ML Persatuan T S cet. ke 2, 1959.
4. K.H. Dewantara: Karya I (Pendldikan), ML Persatuan T S, Yogyakarta, 1962.
5. KH. Dewantara: Karya IIa (Kebudayaan), ML PersatuanT S, Yogyakarta 1967
6. M.l. Taman Siswa : MenRenangkan Jasa Pahlawan Ki HadjarDewan tara. Kepanlteraan M. Luhur T S, Y ogyakarta1960.
7. Mangunsarkoro : Het Nasionalisme in de Taman Siswa Beweging, dalam Koloniale Studien no. 2, 1937.
8. Muchammad Tauchia: Periuangan dan Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara. ML T Siswa, Yogyakarta, 1963.
9. Muchamad Tauchid: Pahlawan dan Pelopor Pendidikan, ML Taman Siswa, Yogyakarta, 1968