Setelah
sebelumnya saya membahas pengertian penalaran, sekarang saya akan membahas
salah satu jenis penalaran yaitu penalaran
induktif. Penalaran
induktif adalah proses yang berpangkal
dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik
dan menghasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran
induktif :
Kucing berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan. Kambing berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan. Kuda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua
hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Jenis-jenis
penalaran induktif
A. Generalisasi
Generalisasi adalah proses berpikir
yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus. Generalisasi
mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta. Generalisasi merupakan suatu proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3KA22 telah
keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90.
Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang
mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas
3KA22 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam-macam Generalisasi
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena
yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan
kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum
diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna:
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
B. Analogi
Analogi merupakan salah satu
proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang
telah ada. Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang dibandingkan
dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan
persamaannya, tanpa memperhatikan perbedaannya. Jadi, kesimpulan yang didapat
didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang
pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin
dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang
professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan
ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor
diperlukan latihan atau pembelajaran.
C. Kausal
Hubungan kausal adalah
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dengan
menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan
yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari
fakta itu
Dalam kaitannya dengan hubungan
kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A
menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D
dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab
kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan
kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini
akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang
nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat
pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan
sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam
penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu
penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan
pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
* Para atlet memiliki
latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur.
Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Sumber : http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html
http://hendra-eka.blogspot.com/2012/12/jelaskan-dengan-contoh-penalaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar